Senin, 06 Februari 2017

                               SENJATA TRADISIONAL SUMATRA UTARA


 
Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Gaja Dompak

 

 
       Piso Gaja Dompak berasal dari suku Toba yang mendiami wilayah Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Simalungun dan Kabupaten Dairi. Piso Gaja Dompak berasal dari padanan kata Bahasa Batak, Piso yang berarti Pisau, kata Gaja Dompak berasal dari ukiran gajah yang terdapat pada senjata tradisional tersebut, memiliki filosofi gagah serta melambangkan keperkasaan. Piso Gaja Dompak hanya dimiliki oleh mereka yang berasal dari keturunan raja, sehingga kuantitas dari senjata tradisional ini cukup terbatas.

      Piso Gaja Dompak dipercaya merupakan pusaka kerjaan Batak dimasa raja Sisingamangaraja I. Sebagai pusaka kerjaan, senjata tradisional Sumatera Utara ini tidak diperuntukan untuk membunuh, sebagai senjata pusaka Piso Gaja Dompak ini dipercaya memiliki kekuatan supranatural yang akan memberikan kekuatan spiritual kepada pemegangnya.

    Senjata Tradisional Sumatera Utara - Tongkat Tunggal Panaluan

 
Tongkat Tunggal Panaluan ini adalah tongkat sakti yang hanya dimiliki oleh raja batak. Dalam perkembanganya tongkat ini dipegang oleh Ketua adat dan dipergunakan pada saat adanya acara besar, seperti mambuka Huta, acara Horja bius, dll. Saat ini tongkat pusaka raja batak ini disimpan di museum Gereja Katolik Kabupaten Samosir.
Tongkat Tunggal Panaluan oleh semua sub suku Batak diyakini memiliki kekuatan gaib untuk: meminta hujan, menahan hujan (manarang udan), menolak bala, Wabah, mengobati penyakit, mencari dan menangkap pencuri, membantu dalam peperangan dan lainnya.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Hujur Siringis
 
Hujur siringis adalah senjata tradisional Sumatera Utara berupa tombak yang dipergunakan oleh masyarakat Batak dalam berperang. Hujur Siringis berbentuk tombak kayu yang ujugnya terbuat dari logam yang runcing.

     Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Silima Sarung

     Disebut Piso Silima Sarung karena  didalam 1 sarung  5 buah mata pisau. Di dalam pisau ini berisikan kehidupan manusia, dimana menurut orang batak manusia lahir kedunia ini mempunyai 4 roh, kelima badan (wujud). Maka dalam ilmu meditasi untuk mendekatkan diri kepada Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) harus lebih dulu menyatukan 4 roh, kelima badan.

     Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Sitolu Sasarung
 
    Piso Sitolu Sasarung adalah pisau yang memiliki 1 sarung didalamnya terdapat 3 buah mata pisau. Pisau ini melambangkan kehidupan orang batak yang menyatu 3 benua. Benua atas, benua bawah dan benua tonga, Juga melambangkan agar Debata Natolu, Batara Guru merupakan kebijakan, Batara Sori merupakan keimanan dan kebenaran Batara Bulan merupakan kekuatan tetap menyertai orang batak dalam kehidupan sehari-hari.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Karo
  
  Pisau Karo merupakan senjata tradisional Sumatera Utara yang dibuat sekitar Abad 19 dengan dimensi panjang sekitar 31-55 cm. Pegangan pisau ini terbuat dari kayu, rotan dan gading. Sarungnya ditutupi perak dan suasa.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Gading


     Piso Gading berasal dari Toba dibuat sekitar abad ke-19, yang bahannya terbuat dari kayu, rotan, gading dan memiliki panjang keseluruhan sekitar 66 cm sedangkan panjang pisaunya sekitar 48 cm.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Sanalenggam


Piso Sanaleggam merupakan senjata tradisional Sumatera Utara yang memiliki Gagang pisau menggambarkan sosok pria yang matanya dihiasi dengan kepala tertunduk. Menggunakan motif yang melilit atau melingkar dileher. Dibawahnya cincin kuningan dibuat dari kawat yang digulung.

Jumat, 03 Februari 2017

 JENIS - JENIS ULOS BATAK

 Kain ulos adalah kain tenunan suku Batak toba yang sering juga dijadikan oleh-oleh khas dari Toba.Ulos  sering digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari dan juga di setiap ritual/upacara adat Batak baik
dalam suka maupun duka.



 Ada 19 jenis ulos Batak Toba menurut fungsinya :

1. Ulos Padang Ursa
Adalah ulos yang digunakan sebagai selandang atau pengikat, biasanya suku Batak menggunakannya sebagai parompa (kain ikatan gendongan).

2. Ulos Mangiring
Adalah  ulos yang sering diberikan kepada anak pertama yang baru lahir, ulos ini bermakna agar anak tersebut kela dapat membimbing adik-adiknya sesuai dengan harapan dan tradisi keluarga  Batak.





3. Ulos Bintang maratur
Adalah kain ulos yang merupakan simbol suka cita. Ulos ini sering juga digunakan dalam tradisi Batak seperti mangulosi. Ulos ini juga dapat dijakdikan sebagai pengganti ulos Mangiring.


4. Ulos Antak-Antak
Adalah ulos yang merupakan simbol dari duka cita, ulos ini digunakan ketika mengunjungi rumah duka atau melayat orang meninggal.



5. Ulos Bolean
Adalah merupakan kain ulos yang juga biasanya digunakan dalam acara duka seperti  ulos antak-antak.


6. Ulos Ragi Huting
Adalah ulos yang digunakan oleh gadis Batak biasanya dililitkan dibagian dada,atau juga oleh orang tua yang sedang bepergian. Ulos ini sudah jarang ditemukan saat ini.



7.Ulos Pinan Lobu-Lobu
Adalah ulos yang kerap dipakai oleh suku Batak sebagai selendang, yang fungsinya sebagai nilai estetika.


8. Ulos Ragi Hotang
Adalah ulos yang paling sering digunakan ole suku Batak, ulos ini biasanya menjadi kado pengantin yang tengah mengadakan ritual  pernikahan adat Batak. Namun terkadang dipakai juga untuk parompa (ikatan gendongan).


9. Ulos Pinuncaan
Adalah ulos yang paling mahal pada masyarakat Batak, ulos ini terdiri dari lima bagian, ditenun secara terpisah dan kemudian disatukan. Fungi dari ulos ini adalah digunakan saat suka maupun duka dengan memetuhi syarat-syarat tertentu.


10. Ulos Sibolang  Pamontari
Adalah ulos yang biasa digunakan saat duka. Ulos ini biasanya digunakan oleh keluarga yang mendapat kemalangan,namanya akan berganti menjadi ulos tujung jika dipakai oleh istri/suami yang ditinggal oleh pasangannya dan mereka belum memiliki cucu dan namanya juga akan berganti menjadi ulos saput apabila dipakai oleh seorang suami/istri yang belum memiliki cucu dan anak-anaknya yang masih belum dewasa.



11. Ulos Tutur-Tutur
Adalah ulos yang diberikan oleh seorang nenek atau kakek (oppung) kepada cucunya sebagi parompa.



12. Ulos Tumtuman
Adalah Ulos yang digunakan sebagai pengikat kepala (tali-tali) oleh pihak hasuhutan (pihak perempuan).


13. Ulos Ragi Pakko
Adalah ulos yang fungsinya digunakan sebagai selimut dan juga barang bawaan sebagai pengantar yang dibawa oleh pengantin wanita.


14. Ulos Ragi Harangan
Adalah ulos yang fungsinya sama dengan ulos ragi pakko.

15. Ulos Saimarinjam Sisi
Adalah ulos yang digunakan oleh pihak hasuhutan, ulos ini dikenakan bergandengan dengan ulos pinucaan.


16. Ulos Suri-Suri Ganjang
Adalah ulos yang fungsinya dipakai sebagai fashion (busana) pemusik Batak, namun sering juga digunakan untuk mangulosi pengantin oleh pihak parboru kepada putrinya yang  menikah. Biasanya disebut juga dengan ulos  gabe-gabe.


17. Ulos Simpar
Adalah ulos yang digunakan sebagai selendang di upacara adat saat manortor maupun menghadiri pesta.


18. Ulos Sibunga Umbasang
Adalah ulos yang fungsinya sama dengan ulos simpar.

19. Ulos Sitolu Tuho
Adalah ulos yang digunakan sebagai pengikat kepala (tali-tali) oleh perempuan Batak.


Demikianlah jenis-jenis ulos Batak sesuai dengan fungsinya, semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda  tentang budaya Batak, khususnya  tentang ulos Batak.

ALAT MUSIK TRADISIONAL SUMATERA UTARA

    Alat Musik Tradisional dari Sumatera Utara Dan berikut ini daftar Alat musik tradisional dari Sumatera Utara atau lebih tepatnya dari suku Batak.

 1. "Pangora"
Kalo di Jawa kita mengenal alat musik Gong, dengan bentuk yang relatif sama di Sumatera Utara alat musik semacam itu disebut dengan alat musik Pangora. Namun beda daerah beda pula ciri khasnya. Di Sumatera Utara, alat musik pangora ini berbunyi "pok". Hal ini disebabkan karena alat musik pangora ini dipukul dengan menggunakan stik dan bagian pinggiran pangora diredam dengan pegangan tangan. Pangora ini adalah jenis gong yang paling besar dengan diameter sekitar 37 cm dan ketebalan sekitar 6 cm.

























2. Gordang.
Di Pulau Jawa kita mengenal alat musik gendang/kendang yang dimainkan dalam kesenian gamelan dsb, nah di Sumatera Utara kita bisa mengenal alat musik yang mirip dengan kendang.
Namanya adalah alat musik Gordang.Gordang (single headed drum) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan mau pun ritem variable.Alat musik dari Sumatra Utara yang dikenal dengan nama Gordang ini
dibuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.



3.  "Faritia"
Alat musik Sumatera Utara berikutnya adalah Faritia. Alat musik tradisional Sumatera Utara ini mirip sekali dengan gong, terbuat dari logam atau perunggu. Yang membedakan dengan faritia dari gong adalah 
ukurannya lebih kecil dibanding gong pada umumnya yaitu berdiameter antara 20 - 30 cm. Cara memainkannya juga sama seperti gong, yaitu dipukul dan memiliki bunyi yang khas.


 4.  "Gonrang"
Gonrang  (Bahasa Simalungun yang berarti Gendang) ini hampir sama dengan Gordang yaitu alat musik tradisional Sumatera Utara yang mirip dengan gendang. Banyak dijumpai di daerah Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara.


5.  "Hapetan"
Alat musik tradisional Hapetan merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Utara. Alat musik ini mirip dengan alat musik kecapi, yaitu berdawai dan dimainkan dengan cara dipetik. Hapetan juga disebut Hasapi
atau Kucapi.


6.  "Sarune Bolon"
Sarune Bolon adalah alat musik traidisional dari Sumatera Utara yang terbuat dari kayu, tanduk kerbau dan kayu arung sebagai "ipit ipit" (Double Reed) sebagai sumber suara.., dimainkan dengan cara ditiup.
Cara meniup sarune Bolon adalah dengan cara "marulak hosa" (circular breathing) dimana nafas ditarik tetapi tanpa menghentikan suara sarune tersebut.Alat musik tradisional Sarune BOLON Batak Tobaini dipakai dalam GONDANG SABANGUNAN, Sarune Bolon adalah pembawa melody dan sebagai pembawa lagu
dalam Gondang Batak. Berikut ini video yang bersumber dari facebook tentang Sarune Bolon .


 7.  "Garantung"
Garantung (dibaca garattung) adalah salah satu alat musik Batak Toba, Sumatera Utara yang merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada.Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok xylophone.Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa
ritem variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada).
Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme,
yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.


8. "Taganing"
Taganing adalah salah satu alat musik Batak Toba, yang terdiri lima buah gendang yang berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok membranophone, dimainkan dengan cara dipukul membrannya dengan menggunakan palupalu (stik).Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buahgendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanyaukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil.
Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik. Dibanding dengan gordang yang relatif konstan, maka taganing adalah melodis.Masuk dalam jenis alat musik membranphone yang berebentuk tabung, yang
merupakan alat pukul atau tabuh. Seperangkat (set) Taganing terdiri 5 buah. Didalam sebuah permainan, posisi Taganing sangat penting. Selain tabuhan Taganing yang berpadu dengan melodi Serune, juga berfungsi
sebagai dirigen yang memberikan aba-aba, dan memberikan pengaruh semangat pada semua musisi yang terlibat.


9. Ole-ole .
Adalah alat musik tiup yang sebenarnya termasuk ke dalam jenis alat musik bersifat solo instrumen. Alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi dan pada pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang ini menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi (multi
lidah/reed).Alat musik ini juga terkadang dibuat lobang nada pada batangnya. Banyak lobang nada tidak beraturan tergantung kepada pembuat dan nada-nada yang ingin dicapai. Hal ini karena alat ini lebih bersifat hiburan pribadi. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu atau daun kelapa sebagai resonatornya, sehingga suara yang dihasilkan lebih keras dan bisa terdengar jauh. Alat musik ini bersifat musiman, yaitu ketika
panen tiba.