Senin, 06 Februari 2017

                               SENJATA TRADISIONAL SUMATRA UTARA


 
Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Gaja Dompak

 

 
       Piso Gaja Dompak berasal dari suku Toba yang mendiami wilayah Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Simalungun dan Kabupaten Dairi. Piso Gaja Dompak berasal dari padanan kata Bahasa Batak, Piso yang berarti Pisau, kata Gaja Dompak berasal dari ukiran gajah yang terdapat pada senjata tradisional tersebut, memiliki filosofi gagah serta melambangkan keperkasaan. Piso Gaja Dompak hanya dimiliki oleh mereka yang berasal dari keturunan raja, sehingga kuantitas dari senjata tradisional ini cukup terbatas.

      Piso Gaja Dompak dipercaya merupakan pusaka kerjaan Batak dimasa raja Sisingamangaraja I. Sebagai pusaka kerjaan, senjata tradisional Sumatera Utara ini tidak diperuntukan untuk membunuh, sebagai senjata pusaka Piso Gaja Dompak ini dipercaya memiliki kekuatan supranatural yang akan memberikan kekuatan spiritual kepada pemegangnya.

    Senjata Tradisional Sumatera Utara - Tongkat Tunggal Panaluan

 
Tongkat Tunggal Panaluan ini adalah tongkat sakti yang hanya dimiliki oleh raja batak. Dalam perkembanganya tongkat ini dipegang oleh Ketua adat dan dipergunakan pada saat adanya acara besar, seperti mambuka Huta, acara Horja bius, dll. Saat ini tongkat pusaka raja batak ini disimpan di museum Gereja Katolik Kabupaten Samosir.
Tongkat Tunggal Panaluan oleh semua sub suku Batak diyakini memiliki kekuatan gaib untuk: meminta hujan, menahan hujan (manarang udan), menolak bala, Wabah, mengobati penyakit, mencari dan menangkap pencuri, membantu dalam peperangan dan lainnya.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Hujur Siringis
 
Hujur siringis adalah senjata tradisional Sumatera Utara berupa tombak yang dipergunakan oleh masyarakat Batak dalam berperang. Hujur Siringis berbentuk tombak kayu yang ujugnya terbuat dari logam yang runcing.

     Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Silima Sarung

     Disebut Piso Silima Sarung karena  didalam 1 sarung  5 buah mata pisau. Di dalam pisau ini berisikan kehidupan manusia, dimana menurut orang batak manusia lahir kedunia ini mempunyai 4 roh, kelima badan (wujud). Maka dalam ilmu meditasi untuk mendekatkan diri kepada Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) harus lebih dulu menyatukan 4 roh, kelima badan.

     Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Sitolu Sasarung
 
    Piso Sitolu Sasarung adalah pisau yang memiliki 1 sarung didalamnya terdapat 3 buah mata pisau. Pisau ini melambangkan kehidupan orang batak yang menyatu 3 benua. Benua atas, benua bawah dan benua tonga, Juga melambangkan agar Debata Natolu, Batara Guru merupakan kebijakan, Batara Sori merupakan keimanan dan kebenaran Batara Bulan merupakan kekuatan tetap menyertai orang batak dalam kehidupan sehari-hari.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Karo
  
  Pisau Karo merupakan senjata tradisional Sumatera Utara yang dibuat sekitar Abad 19 dengan dimensi panjang sekitar 31-55 cm. Pegangan pisau ini terbuat dari kayu, rotan dan gading. Sarungnya ditutupi perak dan suasa.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Gading


     Piso Gading berasal dari Toba dibuat sekitar abad ke-19, yang bahannya terbuat dari kayu, rotan, gading dan memiliki panjang keseluruhan sekitar 66 cm sedangkan panjang pisaunya sekitar 48 cm.

      Senjata Tradisional Sumatera Utara - Piso Sanalenggam


Piso Sanaleggam merupakan senjata tradisional Sumatera Utara yang memiliki Gagang pisau menggambarkan sosok pria yang matanya dihiasi dengan kepala tertunduk. Menggunakan motif yang melilit atau melingkar dileher. Dibawahnya cincin kuningan dibuat dari kawat yang digulung.

Jumat, 03 Februari 2017

 JENIS - JENIS ULOS BATAK

 Kain ulos adalah kain tenunan suku Batak toba yang sering juga dijadikan oleh-oleh khas dari Toba.Ulos  sering digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari dan juga di setiap ritual/upacara adat Batak baik
dalam suka maupun duka.



 Ada 19 jenis ulos Batak Toba menurut fungsinya :

1. Ulos Padang Ursa
Adalah ulos yang digunakan sebagai selandang atau pengikat, biasanya suku Batak menggunakannya sebagai parompa (kain ikatan gendongan).

2. Ulos Mangiring
Adalah  ulos yang sering diberikan kepada anak pertama yang baru lahir, ulos ini bermakna agar anak tersebut kela dapat membimbing adik-adiknya sesuai dengan harapan dan tradisi keluarga  Batak.





3. Ulos Bintang maratur
Adalah kain ulos yang merupakan simbol suka cita. Ulos ini sering juga digunakan dalam tradisi Batak seperti mangulosi. Ulos ini juga dapat dijakdikan sebagai pengganti ulos Mangiring.


4. Ulos Antak-Antak
Adalah ulos yang merupakan simbol dari duka cita, ulos ini digunakan ketika mengunjungi rumah duka atau melayat orang meninggal.



5. Ulos Bolean
Adalah merupakan kain ulos yang juga biasanya digunakan dalam acara duka seperti  ulos antak-antak.


6. Ulos Ragi Huting
Adalah ulos yang digunakan oleh gadis Batak biasanya dililitkan dibagian dada,atau juga oleh orang tua yang sedang bepergian. Ulos ini sudah jarang ditemukan saat ini.



7.Ulos Pinan Lobu-Lobu
Adalah ulos yang kerap dipakai oleh suku Batak sebagai selendang, yang fungsinya sebagai nilai estetika.


8. Ulos Ragi Hotang
Adalah ulos yang paling sering digunakan ole suku Batak, ulos ini biasanya menjadi kado pengantin yang tengah mengadakan ritual  pernikahan adat Batak. Namun terkadang dipakai juga untuk parompa (ikatan gendongan).


9. Ulos Pinuncaan
Adalah ulos yang paling mahal pada masyarakat Batak, ulos ini terdiri dari lima bagian, ditenun secara terpisah dan kemudian disatukan. Fungi dari ulos ini adalah digunakan saat suka maupun duka dengan memetuhi syarat-syarat tertentu.


10. Ulos Sibolang  Pamontari
Adalah ulos yang biasa digunakan saat duka. Ulos ini biasanya digunakan oleh keluarga yang mendapat kemalangan,namanya akan berganti menjadi ulos tujung jika dipakai oleh istri/suami yang ditinggal oleh pasangannya dan mereka belum memiliki cucu dan namanya juga akan berganti menjadi ulos saput apabila dipakai oleh seorang suami/istri yang belum memiliki cucu dan anak-anaknya yang masih belum dewasa.



11. Ulos Tutur-Tutur
Adalah ulos yang diberikan oleh seorang nenek atau kakek (oppung) kepada cucunya sebagi parompa.



12. Ulos Tumtuman
Adalah Ulos yang digunakan sebagai pengikat kepala (tali-tali) oleh pihak hasuhutan (pihak perempuan).


13. Ulos Ragi Pakko
Adalah ulos yang fungsinya digunakan sebagai selimut dan juga barang bawaan sebagai pengantar yang dibawa oleh pengantin wanita.


14. Ulos Ragi Harangan
Adalah ulos yang fungsinya sama dengan ulos ragi pakko.

15. Ulos Saimarinjam Sisi
Adalah ulos yang digunakan oleh pihak hasuhutan, ulos ini dikenakan bergandengan dengan ulos pinucaan.


16. Ulos Suri-Suri Ganjang
Adalah ulos yang fungsinya dipakai sebagai fashion (busana) pemusik Batak, namun sering juga digunakan untuk mangulosi pengantin oleh pihak parboru kepada putrinya yang  menikah. Biasanya disebut juga dengan ulos  gabe-gabe.


17. Ulos Simpar
Adalah ulos yang digunakan sebagai selendang di upacara adat saat manortor maupun menghadiri pesta.


18. Ulos Sibunga Umbasang
Adalah ulos yang fungsinya sama dengan ulos simpar.

19. Ulos Sitolu Tuho
Adalah ulos yang digunakan sebagai pengikat kepala (tali-tali) oleh perempuan Batak.


Demikianlah jenis-jenis ulos Batak sesuai dengan fungsinya, semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda  tentang budaya Batak, khususnya  tentang ulos Batak.

ALAT MUSIK TRADISIONAL SUMATERA UTARA

    Alat Musik Tradisional dari Sumatera Utara Dan berikut ini daftar Alat musik tradisional dari Sumatera Utara atau lebih tepatnya dari suku Batak.

 1. "Pangora"
Kalo di Jawa kita mengenal alat musik Gong, dengan bentuk yang relatif sama di Sumatera Utara alat musik semacam itu disebut dengan alat musik Pangora. Namun beda daerah beda pula ciri khasnya. Di Sumatera Utara, alat musik pangora ini berbunyi "pok". Hal ini disebabkan karena alat musik pangora ini dipukul dengan menggunakan stik dan bagian pinggiran pangora diredam dengan pegangan tangan. Pangora ini adalah jenis gong yang paling besar dengan diameter sekitar 37 cm dan ketebalan sekitar 6 cm.

























2. Gordang.
Di Pulau Jawa kita mengenal alat musik gendang/kendang yang dimainkan dalam kesenian gamelan dsb, nah di Sumatera Utara kita bisa mengenal alat musik yang mirip dengan kendang.
Namanya adalah alat musik Gordang.Gordang (single headed drum) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan mau pun ritem variable.Alat musik dari Sumatra Utara yang dikenal dengan nama Gordang ini
dibuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.



3.  "Faritia"
Alat musik Sumatera Utara berikutnya adalah Faritia. Alat musik tradisional Sumatera Utara ini mirip sekali dengan gong, terbuat dari logam atau perunggu. Yang membedakan dengan faritia dari gong adalah 
ukurannya lebih kecil dibanding gong pada umumnya yaitu berdiameter antara 20 - 30 cm. Cara memainkannya juga sama seperti gong, yaitu dipukul dan memiliki bunyi yang khas.


 4.  "Gonrang"
Gonrang  (Bahasa Simalungun yang berarti Gendang) ini hampir sama dengan Gordang yaitu alat musik tradisional Sumatera Utara yang mirip dengan gendang. Banyak dijumpai di daerah Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara.


5.  "Hapetan"
Alat musik tradisional Hapetan merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Utara. Alat musik ini mirip dengan alat musik kecapi, yaitu berdawai dan dimainkan dengan cara dipetik. Hapetan juga disebut Hasapi
atau Kucapi.


6.  "Sarune Bolon"
Sarune Bolon adalah alat musik traidisional dari Sumatera Utara yang terbuat dari kayu, tanduk kerbau dan kayu arung sebagai "ipit ipit" (Double Reed) sebagai sumber suara.., dimainkan dengan cara ditiup.
Cara meniup sarune Bolon adalah dengan cara "marulak hosa" (circular breathing) dimana nafas ditarik tetapi tanpa menghentikan suara sarune tersebut.Alat musik tradisional Sarune BOLON Batak Tobaini dipakai dalam GONDANG SABANGUNAN, Sarune Bolon adalah pembawa melody dan sebagai pembawa lagu
dalam Gondang Batak. Berikut ini video yang bersumber dari facebook tentang Sarune Bolon .


 7.  "Garantung"
Garantung (dibaca garattung) adalah salah satu alat musik Batak Toba, Sumatera Utara yang merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada.Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok xylophone.Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa
ritem variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada).
Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme,
yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.


8. "Taganing"
Taganing adalah salah satu alat musik Batak Toba, yang terdiri lima buah gendang yang berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok membranophone, dimainkan dengan cara dipukul membrannya dengan menggunakan palupalu (stik).Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buahgendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanyaukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil.
Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik. Dibanding dengan gordang yang relatif konstan, maka taganing adalah melodis.Masuk dalam jenis alat musik membranphone yang berebentuk tabung, yang
merupakan alat pukul atau tabuh. Seperangkat (set) Taganing terdiri 5 buah. Didalam sebuah permainan, posisi Taganing sangat penting. Selain tabuhan Taganing yang berpadu dengan melodi Serune, juga berfungsi
sebagai dirigen yang memberikan aba-aba, dan memberikan pengaruh semangat pada semua musisi yang terlibat.


9. Ole-ole .
Adalah alat musik tiup yang sebenarnya termasuk ke dalam jenis alat musik bersifat solo instrumen. Alat musik ini terbuat dari satu ruas batang padi dan pada pangkal ujung dekat ruasnya dipecah-pecah sedemikian rupa, sehingga pecahan batang ini menjadi alat penggetar udara sebagai penghasil bunyi (multi
lidah/reed).Alat musik ini juga terkadang dibuat lobang nada pada batangnya. Banyak lobang nada tidak beraturan tergantung kepada pembuat dan nada-nada yang ingin dicapai. Hal ini karena alat ini lebih bersifat hiburan pribadi. Pada pangkal ujungnya digulung daun tebu atau daun kelapa sebagai resonatornya, sehingga suara yang dihasilkan lebih keras dan bisa terdengar jauh. Alat musik ini bersifat musiman, yaitu ketika
panen tiba.

Senin, 30 Januari 2017

6 macam jenis pakaian adat suku Batak



Pakaian adat suku Batak Toba,

Dinamika Kepri
         Surat dari pembaca, Keanekaragaman suku dan budaya yang ada di indonesia, tentunya adalah suatu anugrah yang dapat disyukuri karena tidak ternilai harga yang diberikan Sang Pencipta kepada bangsa Indonesia.

         Maka itu untuk mempersatukannya berbagai macam upaya dilakukan oleh pendahulu bangsa ini untuk merajutnya agar saling mengikat menjadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Itu terbukti dilakukan hingga terjadinya Ikrar Sumpah Pemuda dan lahirnya Semboyan Bhineka Tunggal Ika. 

        Dari semua suku dan budaya yang ada di Indonesia, suku Batak adalah salah satunya, berikut adalah  6 suku Batak dan macam jenis pakaian adat yang dikenakannya.


Suku Batak Toba 
         Suku Batak Toba adalah merupakan sub atau bagian dari suku bangsa Batak. Suku Batak Toba meliputi Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, sebagian Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga dan sekitarnya.

Pakaian adat suku Batak Simalungun
Batak Simalungun
          suku Batak Simalungun adalah salah sub Suku Bangsa Batak yang berada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan tapi ini hal yang sedang diperdebatkan.

          Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun.

         Orang Batak menyebut suku ini sebagai suku "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Karo menyebutnya Timur karena bertempat di sebelah timur mereka.


Pakaian adat suku Batak Karo
Suku Batak Karo
       Suku Batak Karo adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sumatera Utara dan sebagian Aceh; meliputi Kabupaten Karo, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Deli Serdang. Suku ini merupakan juga salah satu suku terbesar di Sumatera Utara.

       Nama suku ini dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Tanah Karo yang terletak di kabupaten karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo atau Cakap Karo. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.

Pakaian adat suku Batak Pakpak/Dairi, Foto/dok :@batak-people.blogspot.co.id
Suku Batak Pakpak
         Suku Batak Pakpak adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Pulau Sumatera Indonesia. Tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah (Sumatera Utara), Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam (Provinsi Aceh)

         Dalam administrasi pemerintahan, suku Pakpak banyak bermukim di wilayah Kabupaten Dairi di Sumatera Utara.

Pakaian adat suku Batak Angkola
Suku Batak Angkola
        Suku Batak Angkola adalah salah satu etnik di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang berada di dalam Wilayah Batak Nama Angkola berasal dari nama sungai, yakni batang Angkola (batang : sungai) yag diberi nama seorang penguasa yang bernama Rajendra Kola (angkola /yang dipertuan kola), melalui Padang Lawas, dan kemudian berkuasa di saat itu. Di sebelah selatan batang angkola diberi nama Angkola Jae (hilir) dan di sebelah utara sungai batang angkola diberi nama Angkola julu (hulu).

      Suku Batak Angkola sendiri mengenal paham kekerabatan patrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Angkola mengenal marga. Di Angkola hanya dikenal beberapa marga saja, antara lain Siregar, Harahap, Hasibuan, Rambe, Daulay, Tanjung, Ritonga, dan Hutasuhut. Orang Batak Angkola mengenal pelarangan kawin semarga.

Pakaian adat suku Batak Mandailing
Suku Batak Mandailing
       Suku Batak Mandailing adalah salah satu suku yang ada di Asia Tenggara. Suku ini lebih banyak ditemui di bagian utara pulau Sumatera, Indonesia. Mereka datang di bawah pengaruh Kaum Padri yang memerintah Minangkabau di Tanah Datar. Hasilnya, suku ini dipengaruhi oleh budaya Islam. Suku ini juga tersebar di Malaysia, tepatnya di Selangor dan Perak. Suku ini juga memiliki keterkaitan dengan Suku Angkola.
 
Pakaian adat suku Batak Toba beserta penutup kepala.
 

b. Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.
E. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.
Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.
F. Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan . Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya . Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta; Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu : Tondi: jiwa atau roh; Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang; Begu : Tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat yang disebut Tongkal.
G. Kesenian
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang

Kamis, 17 November 2016

SEJARAH
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.
DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tuinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.
UNSUR BUDAYA

A. Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.


B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing  anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.
C. Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.
D. Organisasi Sosial
a. Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen.
Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah